Penerbit : Inandra
Published
Tahun Terbit : 2008
Cetakan : Jakarta,September 2011
cetakan : Ke – 8
Tebal Buku : vii+232
Pengarang : Agnes Danovar
Novel ini menceritakan tentang perjuangan gadis remaja dalam
melawan kanker ganas, Rabdomiosarkoma (kanker Jaringan Lunak). Dialah Gita
Sessa Wanda Cantika, kita mengenalnya sebagai mantan artis cilik era 1998.
gadis kecil inilah tokoh utama dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan yang divonis
menderita kanker ganas dan diprediksi hidupnya hanya tinggal 5 hari lagi.
Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat buruk
menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk
tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Orang tuanya berat mengambil
keputusan, bagaimanapun juga sebagai orang tuanya, mereka tidak tega melihat
separuh wajah putrinya harus hilang karena operasi. Maka, ayah berserta keluarga
merahasiakan kanker itu pada Keke, panggilan gadis remaja aktif dengan sejuta
prestasi model dan tarik suara.
Namun akhirnya Keke tau bahwa
ia terserang kanker ganas, ia pasrah dan tidak marah pada siapapun yang
merahasiakan penyakit maut itu padanya. Ia memberikan senyum kepada siapapun
dan menunjukkan perjuangannya bahwa dengan kanker diwajahnya ia masih mampu berprestasi
dan hidup normal di bangku sekolah. Tuhan menunjukkan kebesaran hati dengan
memberikan nafas panjang padanya untuk lepas dari kanker itu sesaat
Sang Ayah, Joddy Tri Aprianto
tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat
terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang ayah dalam menyelamatkan
putrinya tersebut begitu mengharukan. Ayahnya berusaha untuk mencari pengobatan
alternatif dan berkeliling ke seluruh Indonesia, tapi hasilnya nihil. Mau tak
mau ayahnya kembali ke ilmu medis dan menurut dokter, ada satu cara lain yang
bisa membunuh kanker itu, kemoterapi.
Perjuangan Keke melawan kanker
membuahkan hasil. Dengan segala upaya orang tuanya, Gita mendapatkan kesempatan
untuk sembuh setelah bertahan selama 6 bulan melalui kemotrapi untuk membunuh
sel-sel kanker yang menggerogoti tubuhnya. Sekali Kemotrapi, mampu merontokkan
semua rambut yang ada di tubuhnya, dan tubuh kecil Gita harus menjalaninya
hingga 25 kali untuk bisa sembuh.
Kebesaran Tuhan membuatnya
dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Kasus
kanker ganas yang diidap oleh Gita menjadi kasus pertama yang terjadi di
Indonesia dan menjadi sebuah perdebatan di kalangan kedokteran karena kanker
tersebut biasa hanya terjadi pada orang tua. Keberhasilan Dokter Indonesia
menyembuhkan kasus kanker tersebut menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus
membuat semua Dokter di Dunia bertanya-tanya.
Namun kanker itu kembali
setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat, Keke sadar nafasnya di dunia ini
semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia bersyukur mendapatkan sebuah
kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun
lamanya.
Kanker itu datang lagi, namun
kali ini dengan lokasi berbeda, di pelipis mata sebelah kanan. Kali ini,
ayahnya mencoba cara yang pertama, berharap bisa membunuh kanker nakal itu.
Kemoterapi pun dilakukan lagi, seluruh rambut Keke rontok tak bersisa. Tapi
sepertinya kanker itu mulai kebal dengan bahan kimia. kanker itu tetap duduk
manis di pelipis kanan Keke.
Akhirnya ayahnya mencoba
pengobatan ke Singapura, disana dokterpun menyarankan untuk operasi. karena
desperdo, mereka pun kembali ke Indonesia dengan kondisi Keke yang semakin
parah, Kenker itu mulai menyebar ke seluruh tubuh, ke paru-paru, Jantung dan
organ-organ lain. satu hal yang membuat aku terharu, dengan kondisi yang begitu
parah, semangat belajar Keke sangat tinggi, dia tetap keukeuh untuk sekolah.
bahkan disaat tangan dan kakinya sudah tak mampu lagi digerakkan.
Waktupun berlalu dan kondisi
Keke tak juga membaik hingga akhirnya dia harus rawat inap lagi di RSCM dan
mengalami koma selama tiga hari. Dalam massa opname itu ada berita yang begitu
membanggakan baik untuk Keke dan keluarganya bahwa Allah memang memberikan
cobaan sesuai kemampuan hambaNya. Keke membuktikan semua itu.”Keke menjadi
juara tiga di kelasnya dalam ujian akhir sekolah.”
Lalu, dokter menyerah terhadap
kankernya, di nafasnya terakhir ia menuliskan sebuah surat kecil kepada Tuhan.
Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada
air mata lagi di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun.
Nafasnya telah berakhir 25 desember 2006 tepat setelah ia
menjalankan ibadah puasa dan idul fitri terakhir bersama keluarga dan
sahabat-sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi.
0 komentar:
Posting Komentar